Hai sahabat blog, sudahkah kamu mengucapkan terima kasih kepada dirimu sendiri? Berterima kasih khususnya pada diri sendiri, nggak perlu menunggu momen-momen tertentu, kok. Kamu berhak untuk mendapatkan apresiasi atas apa pun yang telah kamu lakukan.
Jika
hari ini kamu gagal, tetap ucapkan terima kasih karena kamu sudah bertahan
hingga sejauh ini. Jika hari ini kamu membuat kesalahan, ucapkan terima kasih
juga karena kamu sudah berusaha melakukan yang terbaik.
Membiasakan
berterima kasih pada diri sendiri, juga menjadi salah satu cara berdamai dengan
diri sendiri, loh. Perlahan kamu pun akan berhenti untuk menyalahkan dirimu atas
segala sesuatu yang terjadi dalam hidupmu dan berdamai dengan hal-hal di masa
lalu.
Jika
saat ini kamu belum mampu berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu, coba baca
buku yang berjudul ‘Berdamai dengan Diri Sendiri’. Pada buku ini, kamu akan belajar
untuk menerima apa adanya, berdamai dengan ketidaksempurnaan, dan berdamai
untuk menjadi diri sendiri.
Ingin
tahu lebih dalam mengenai buku ‘Berdamai dengan Diri Sendiri’? Yuk ikuti resensi
buku ‘Berdamai dengan Diri Sendiri’ di bawah ini!
Resensi Buku ‘Berdamai dengan Diri Sendiri’
Buku
‘Berdamai dengan Diri Sendiri’ karya Muthia Sayekti ini mengajak pembacanya
untuk bisa berdamai dengan dirinya sendiri, berdamai dengan ketidaksempurnaan,
bersahabat dengan kekurangan, dan mulai melihat potensi diri sendiri.
Daripada
sibuk memimpikan apa yang dimiliki orang, lebih baik mensyukuri apa yang telah
dimiliki. Karena jika hal itu terus dibiarkan maka akan mengakibatkan banyak
hal buruk, salah satunya adalah rasa minder yang berlebihan.
Perlu
kamu ingat bahwa orang-orang hebat itu tidak tercipta dari segala kenyamanan
dan kemudahan hidup, tapi justru mereka yang sudah biasa terbentur. Mereka yang
biasa dihantam kesulitan dan kegagalan, sehingga tidak akan mudah terpuruk
ketika mendapat kenyataan pahit.
Perjalanan
hidup kita memang tidak selalu mulus, pastinya banyak tikungan dan lubang yang akan
mengancam keselamatan. Namun kamu gak perlu takut jatuh, karena perjalanan
kehidupan sudah diberikan Tuhan ke tangan kita, tinggal bagaimana kita mengelolanya.
Maka dari itu, jangan sedih apabila bagian hidup yang membersamamu adalah
bagian yang pahit, penuh luka dan air mata, dari kisah itulah yang nantinya
akan membuatmu terlahir kembali dengan jiwa yang lebih bijaksana, tangguh, dan
besar hati.
Perkara
kekurangan yang kau miliki, itu bukanlah suatu perkara yang harus selalu
diratapi secara dramatis. Tenanglah, setiap orang di dunia ini pasti punya
ketidaksempurnaan. Tinggal bagaimana orang tersebut memaknai dan mengambil
hikmahnya, sehingga hidupnya kedepan bisa terus berlanjut.
Kita
hidup bukan untuk membuktikan apapun kepada siapapun, tetapi kamu harus tetap
berjuang semaksimal mungkin untuk meraih apapun yang menjadi mimpimu. Jangan
mempedulikan apa kata orang lain terhadapmu, dan tak perlu menjadi orang lain
untuk meraih keberhasilan, pencapaiaan ataupun pengakuan. Kamu boleh meneladani
kebaikan orang lain, atau belajar dari pengalaman pahitnya. Namun, akan menjadi
tidak bijak jika semua yang ada dalam diri orang lain diambil mentah mentah
untuk diterapkan dalam kehidupanmu.
Nah sahabat blog, itulah seputar resensi buku ‘Berdamai dengan Diri Sendiri’ yang perlu kamu ketahui. Jika kamu salah satu orang yang belum bisa berdamai dengan diri sendiri kamu harus membaca buku ini!
0 Komentar