Halo, sobat blog! Siapa nih dari kamu yang suka membaca buku? Ya, kini membaca buku merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh banyak orang untuk mengisi waktu kosongnya.
Selain untuk
menambah wawasan, ternyata buku juga berfungsi untuk melatih kemampuan berfikir
loh. Otak manusia itu semacam pisau, semakin diasah maka akan semakin tajam
pula.
Begitu pula jika
kita jarang memakainya, pisau tersebut akan tumpul, karatan, dan berdebu. Kondisi
ini sama persis seperti membaca buku, semakin sering kamu membaca buku
maka pengetahuanmu akan semakin tajam.
Salah satu rekomendasi
buku yang cocok untuk kamu baca adalah novel ‘Laut Bercerita’. Novel ini menceritakan
tentang alasan mengapa Laut (nama tokoh) memilih kuliah di Universitas Gajah
Mada (UGM).
Mau tau
lebih dalam tentang Laut Bercerita? Yuk ikuti sinopsis di bawah ini.
Laut Bercerita
adalah salah satu novel Leila S. Chudori setelah Nadira atau 9 dari Nadira dan
Pulang. Novel ini mengisahkan seorang mahasiswa bernama Laut yang berkuliah di
UGM dengan jurusan Sastra Inggris. Asalan ia memilih di UGM karena ingin berdiskusi
dan berbagi pemikiran-pemikiran untuk membangun Indonesia.
Di kampusnya,
Laut bergabung dengan kelompok aktivis Wirasena yang bermarkas di Seyegan atau sering
disebut dengan Rumah Hantu, karena lokasinya yang jauh dari mana-mana.
Kelompok
Wirasena tersebut terdiri dari Kinan, Sunu, Alex, Daniel, Gala (sang penyair),
Gusti, Ahmad, Coki dan Naratama.
Di rumah
hantu itulah mereka banyak mendiskusikan buku-buku karya Pram, Rendra, serta
buku-buku yang kiri yang dilarang di masa Orde Baru. Apabila ketahuan, mereka
akan ditangkap polisi dan langsung dipenjarakan.
Pada tahun 1998,
Laut menjadi Sekjen Wirasena sekaligus menjadi buronan pemerintah Orde Baru Bersama
dengan rekan-rekannya yang lain. Khususnya Kinan-Dalang (Ketua Wirasena). Aktivitas
mereka yang selama ini membantu masyarakatt dalam menanam jagung di Blangguan telah
diketahui oleh pemerintah.
Semenjak
jadi buronan, Laut dan rekan-rekannya berpindah tempat dari satu kota ke kota
lainnya, seperti ke kota-kota kecil dimana tempat tersebut tidak diketahui oleh
banyak orang khususnya polisi.
Meski dalam
keadaan pelarian, Laut masih tetap menulis puisi dan cerpen lalu mengirimnya ke
surat kabar dan majalah.
Saat itu, ia
mengirimkan cerpennya ke majalah Tera, yang tentunya menggunakan nama samaran. Cerpen
itu berjudul “Rizki Belum Pulang”. Ia berharap keluarganya dapat membaca cerpennya
itu.
Ia sangat
menyesal, karena identitas keluarganya menjadi terkuak, tentang siapa orang
tuanya, pekerjaan orang tuanya, bahkan adiknya dan kampus kuliahnya.
Tahun 1998
menjadi tahun yang kelam dan buruk, dimana orang-orang hilang, disiksa, serta
dibantai. Tak hanya itu, di tahun ini jugalah Laut beserta rekan-rekannya diringkus
dan dijebloskan ke sebuah tempat yang keji.
Disana
mereka disiksa, disetrum berkali-kali, diberi semut rangrang, serta dipukuli
agar mau memberikan kesaksian akan siapa dalang dari mereka (Wirasena) dan siapa
pula yang membiayai kelompok itu selama ini.
Setelah
berhari-hari disiksa, Laut dibawa ke sebuah tempat yang sama dengan namanya,
Laut. Kemudian ia ditenggelamkan di laut tersebut bersama dengan cerita yang
belum sempat ia sampaikan kepada Indonesia.
Judul cerpen
“Rizki Belum Pulang” ini sengaja ia pilih agar orang tuanya tidak khawatir akan
dirinya. Bahwa ia akan pulang, seperti biasanya, yakni di minggu ke empat
setiap bulan untuk memasak tengkleng di hari Minggu bersama keluarganya.
Keluarga
yang hangat ini, kini hanya hanya tinggal memori. Tetapi kedua orang tuanya
masih menjalankan ritual yang sama, memasak tengkleng setiap hari Minggu, dan
berharap Laut muncul di balik pintu.
Adik Laut
ingin sekali meyakinkan kedua orang tuanya bahwa kakaknya (Laut) tidak akan
pulang. Ia sendiri tidak tahu apakah kakaknya masih hidup atau bagaiman.
Semuanya hanya menjadi tanda tanya. Laut dan rekan-rekannya yang lain tidak
sempat merasakan hidup bebas dari kungkungan Orba. Namun kerja keras mereka telah
dirasakan oleh orang-orang yang mereka sayangi.
“Laut
Bercerita bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat
yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan
lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan
tentang cinta yang tak akan luntur.”
Itulah
seputar synopsis tentang novel Laut Bercerita. Bagaimana, menarik bukan?
0 Komentar